Olahraga Tradisional yang Dulu Hilang, Kini Mulai Digemari Kembali
Bandung, Bandung Berkabar – Di tengah gempuran era digital dan maraknya permainan berbasis teknologi, olahraga tradisional yang sempat terlupakan kini mulai bangkit dan kembali digemari, khususnya di kalangan pelajar dan komunitas pecinta budaya lokal di Kota Bandung.
Permainan seperti egrang, gobak sodor, galah asin, hingga engklek, yang dulu menghiasi masa kecil generasi 80-an dan 90-an, kini kembali mewarnai lapangan-lapangan sekolah dan taman kota. Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) bahkan mulai aktif menggelar Festival Olahraga Tradisional sejak tahun lalu.
“Kami melihat antusiasme generasi muda cukup tinggi. Mereka tertarik karena permainan ini seru, melibatkan kerja sama tim, dan tentunya punya nilai budaya,” ujar kang Erwin penggiat olahraga tradisional di kabupaten Bandung maka kami terus mendorong pemerintah kabupaten Bandung untuk terus menggelar festival kepada Bandung Berkabar, Senin (9/6).
Salah satu momen kebangkitan terlihat di acara Festival Permainan Rakyat Jawa Barat 2025 yang digelar di Lapangan Tegalega bulan Mei lalu. Ratusan peserta dari berbagai sekolah dasar dan menengah turut ambil bagian dalam perlombaan olahraga tradisional. Tak hanya bertanding, mereka juga belajar filosofi dan sejarah dari setiap permainan.
Dewi Kusumah (17), siswi SMA Negeri 1 Ciwidey , mengaku baru pertama kali mencoba gobak sodor. “Awalnya bingung aturannya, tapi setelah main ternyata seru banget. Lebih capek dari lari biasa karena harus konsentrasi dan cepat ambil keputusan,” katanya sambil tertawa.
Bangkitnya minat terhadap olahraga tradisional ini juga tidak lepas dari peran komunitas dan media sosial. Beberapa akun kreatif mulai mengunggah tutorial dan konten menarik yang menampilkan keasyikan permainan lawas dengan pendekatan modern.
Meski demikian, masih ada tantangan untuk mempertahankan tren ini. Salah satunya adalah keterbatasan ruang terbuka dan sarana yang memadai untuk memainkan olahraga-olahraga tersebut secara rutin.
“Kalau disediakan tempat dan rutin dibuat kompetisi, saya yakin anak-anak zaman sekarang juga akan jatuh cinta pada permainan ini,” tambah Dedi.
Bandung Berkabar mengapresiasi langkah-langkah pelestarian budaya ini dan mengajak masyarakat untuk mendukung upaya menjaga warisan leluhur, termasuk melalui olahraga tradisional. Karena sejatinya, permainan bukan hanya soal hiburan, tapi juga cermin jati diri bangsa.
M.Syamil