Kabayan Bukan Cuma Ngabodor, Tapi Penuh Makna Kehidupan: Warisan Kearifan Lokal yang Tak Lekang oleh Waktu
Bandung, 2 Juni 2025 — Sosok Kabayan selama ini kerap dikenal sebagai tokoh jenaka dalam cerita rakyat Sunda. Dengan logat khas dan gaya bicara yang lugu, Kabayan sering dianggap sekadar tokoh komedi yang hanya “ngabodor” alias melucu. Namun, di balik keluguan dan kelucuannya, Kabayan menyimpan banyak pesan kehidupan yang dalam dan relevan hingga kini.
Dalam berbagai cerita rakyat Sunda, Kabayan digambarkan sebagai sosok sederhana yang tinggal di kampung, dekat dengan alam, dan kadang tampak naif. Namun, justru lewat keluguan itu, ia sering menyampaikan sindiran sosial, kritik terhadap ketimpangan, bahkan ajaran filosofis tentang hidup yang bersahaja dan jujur.
> “Kabayan itu bukan bodoh. Ia cerdas dalam kesederhanaannya, dan seringkali mengungkap kebenaran lewat cara yang tak biasa,
Beberapa kisah Kabayan menggambarkan bagaimana ia mampu “mengalahkan” para bangsawan, tuan tanah, atau pedagang serakah hanya dengan logika sederhana dan kebijaksanaan yang tampaknya polos. Di sinilah letak kekuatan karakter Kabayan — menyampaikan kebenaran dengan cara jenaka namun menohok.
Dalam era modern, kisah Kabayan juga mulai dikemas ulang dalam bentuk teater, film pendek, hingga konten media sosial yang tetap mempertahankan pesan aslinya: bahwa hidup tak selalu harus rumit, dan kebijaksanaan bisa datang dari orang yang kita anggap sederhana.
> “Kabayan adalah cermin orang kecil yang punya suara. Ia mewakili rakyat jelata yang punya logika sendiri dalam menghadapi hidup, tanpa harus marah atau menyerang,” tambah Euis.
Cerita-cerita Kabayan juga menjadi pengingat akan pentingnya merawat budaya lokal. Di tengah gempuran budaya global, tokoh seperti Kabayan menjadi jangkar identitas bagi generasi muda Sunda — bahwa lelucon bisa jadi pelajaran, dan ketawa bisa menjadi jalan menuju kebijaksanaan.
Kini, beberapa seniman dan komunitas budaya di Bandung dan Jawa Barat tengah mengangkat kembali figur Kabayan ke pentas-pentas edukatif dan festival budaya. Harapannya, anak-anak muda tidak hanya mengenal Kabayan sebagai tokoh lawak, tapi sebagai filsuf kampung yang sederhana, tajam, dan penuh makna.
> “Kabayan ngajarkeun urang sangkan jadi jujur, teu loba mikir licik, hirup sauyunan jeung alam jeung sasama,” ujar Dadan Ramdhan, seniman Sunda yang tengah menggarap pentas “Kabayan Nyaeta Guru Hirup”.
Karakter seperti Kabayan membuktikan bahwa kearifan lokal tak pernah usang — ia hanya perlu diceritakan kembali dengan cara yang segar. Karena ternyata, Kabayan bukan cuma ngabodor. Tapi ngajarkeun kumaha hirup kudu boga rasa.
M Syamil