Menu

Wisata

015394000_1731702501-20241115BL_Timnas_Indonesia_Vs_Jepang_Kualifikasi_Piala_Dunia_2024-29

Bingung Nobar Indonesia vs Jepang di Mana? Yuk ke Koo Coffee Aja

,

Bandung, 9 Juni 2025 – Timnas Indonesia akan menghadapi Jepang dalam laga yang sudah lama dinanti para pecinta sepak bola tanah air. Antusiasme suporter kian memuncak, tapi pertanyaannya: nobar di mana, ya?

Buat kamu yang masih bingung cari tempat nonton bareng yang asyik, nyaman, dan tentunya penuh semangat, Koo Coffee bisa jadi jawabannya!

Terletak di jantung kota Bandung, Koo Coffee bukan sekadar tempat ngopi biasa. Dengan suasana cozy, layar besar, dan sound system mantap, Koo Coffee siap menyulap pertandingan malam ini jadi pengalaman nobar yang seru dan berkesan. Apalagi ditemani aneka minuman kopi khas dan camilan andalan mereka, dijamin nonton bola makin mantap.

“Kami memang ingin Koo Coffee jadi tempat berkumpulnya komunitas. Sepak bola itu menyatukan, dan nobar adalah momen paling seru untuk merayakan itu bersama,” ujar Zovan ,Owner Koo Coffee kepada Bandung Berkabar.

Tak hanya suasana dan fasilitas, Koo Coffee juga siap memanjakan lidah para supporter timnas dengan makanan berat dan cemilan yang enak

Jadi, buat kamu yang nggak mau nonton sendirian di rumah, yuk ramaikan nobar Indonesia vs Jepang malam ini di Koo Coffee. Ajak teman, gebetan, atau keluarga – semua bisa seru-seruan bareng sambil dukung Garuda bertarung di lapangan!

📍 Koo Coffee – Jl. Leuwisari III No.5, Bandung 40235
🕗 Kick-off: 17.35 WIB | Open seat dari jam 17.00 WIB
📱 Reservasi: DM ATAU WA ADA DI LINK BIO

Ingat, nobar bukan cuma soal pertandingan, tapi soal kebersamaan dan semangat! 🇮🇩

e9738197-1de5-48ee-b76c-7b22f51cfa9d

Lembur Katumbiri Kini Rame Kembali, Pengunjung Senang dengan Makanan Kampung yang Dijajakan Warga

,

Katumbiri, 8 Juni 2025 – Suasana di Lembur Katumbiri kembali menggeliat dengan keramaian yang membahagiakan. Setelah sempat sepi, kini kawasan tersebut kembali dipenuhi pengunjung yang datang untuk menikmati suasana desa sekaligus mencicipi aneka makanan kampung yang dijual oleh warga setempat.

Setiap akhir pekan, deretan lapak-lapak sederhana yang menjajakan jajanan tradisional khas Sunda seperti cilok, surabi, nasi tutug oncom, hingga bandros diserbu pembeli. Para pedagang, mayoritas ibu-ibu rumah tangga, tampak semangat melayani pelanggan yang antusias menikmati kelezatan makanan buatan rumahan.

“Rasanya enak dan bikin kangen masa kecil. Saya senang bisa datang ke sini, makan sambil menikmati suasana kampung,” ujar Risa, pengunjung asal Bandung yang datang bersama keluarganya.

Warga Katumbiri pun menyambut baik antusiasme para pengunjung. Menurut mereka, ini menjadi peluang untuk menambah penghasilan sekaligus melestarikan kuliner tradisional.

“Alhamdulillah, sekarang rame lagi. Banyak yang beli, jadi kami bisa bantu ekonomi keluarga,” kata Ibu Lina , pedagang Cuanki dan kelapa muda yang sudah berjualan sejak pagi.

Pihak kelurahan juga mendukung geliat ekonomi ini dengan menyediakan fasilitas kebersihan dan tempat berjualan yang lebih tertata. Kepala kelurahan , mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung kegiatan warga yang berdampak pada peningkatan ekonomi dan pelestarian budaya.

“Kami ingin Lembur Katumbiri menjadi destinasi lokal yang ramah, asri, dan penuh citarasa tradisional. Ini semua berkat kerja sama masyarakat,” ujarnya.

Kini, Lembur Katumbiri tak hanya menjadi tempat wisata kuliner, tetapi juga menjadi simbol semangat warga dalam menjaga kearifan lokal dan membangun kembali ekonomi desa dengan cara yang sederhana namun berarti.

M.Syamil

82f0c397-0277-4d29-bbec-7a33e2f8a5be

Potret Berbaju Adat Jadi Daya Tarik Wisatawan di Kawasan Asia Afrika Bandung

,

Bandung, 8 Juni 2025 — Kawasan Asia Afrika di Kota Bandung semakin ramai dipadati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Salah satu daya tarik yang kini mencuri perhatian adalah kesempatan berfoto mengenakan baju adat dari berbagai daerah di Indonesia.

Para pelancong tampak antusias berbaris di sekitar Gedung Merdeka, menunggu giliran untuk mencoba aneka kostum tradisional seperti kebaya Sunda, baju bodo khas Bugis, hingga pakaian adat Papua. Dengan latar belakang gedung bersejarah dan nuansa kolonial khas Jalan Asia Afrika, potret para wisatawan terlihat istimewa dan penuh warna.

“Seru banget bisa pakai baju adat di tempat bersejarah seperti ini. Rasanya seperti kembali ke masa lalu,” ujar Rina, wisatawan asal Yogyakarta. Ia mengaku sengaja datang ke Bandung untuk menikmati akhir pekan bersama keluarga sekaligus memperkenalkan budaya nusantara kepada anak-anaknya.

Layanan penyewaan baju adat di kawasan ini biasanya dikenakan tarif mulai dari Rp50.000 hingga Rp100.000, tergantung jenis dan kelengkapan kostum. Beberapa penyedia jasa bahkan menawarkan paket lengkap termasuk jasa fotografer dan cetak foto langsung.

Menurut Dedi Kurniawan, salah satu pelaku usaha penyewaan kostum di Asia Afrika, tren ini mulai meningkat sejak tahun lalu. “Wisatawan semakin suka pengalaman yang bisa dibagikan di media sosial. Foto dengan baju adat di tempat ikonik seperti Asia Afrika ini jadi sangat diminati,” ungkapnya.

Pemerintah Kota Bandung pun menyambut positif fenomena ini. Selain menghidupkan sektor ekonomi kreatif, aktivitas ini turut mendukung pelestarian budaya melalui cara yang menyenangkan dan mudah diterima generasi muda.

Kawasan Asia Afrika memang dikenal sebagai salah satu ikon wisata sejarah di Bandung, tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Kini, dengan sentuhan kreativitas dan budaya, kawasan ini terus tumbuh menjadi destinasi yang tak hanya bersejarah, tapi juga penuh warna dan kenangan ketika berada di bandung

M.Syamil

WhatsApp Image 2025-06-08 at 06.55.34_4d510789

Sunan Ambu Kawah Putih, Pesona Keindahan Alam Bandung Selatan yang Memikat Hati

Bandung Selatan, 7 Juni 2025 – Bandung Selatan tak pernah kehabisan destinasi wisata yang menakjubkan. Salah satu lokasi yang kini tengah ramai dibicarakan adalah Sunan Ambu Kawah Putih, sebuah kawasan wisata alam yang menawarkan perpaduan antara keindahan alam pegunungan, kabut mistis, serta pesona lautan awan yang menakjubkan.

Terletak tidak jauh dari objek wisata legendaris Kawah Putih Ciwidey, Sunan Ambu menjadi alternatif favorit bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan pengalaman alam yang lebih mendalam. Dikelilingi hutan pinus, lembah hijau, dan udara yang sejuk, kawasan ini menyajikan panorama alam yang cocok untuk berkemah, glamping, maupun sekadar menikmati pagi yang damai.

Yang paling ikonik dari Sunan Ambu adalah lautan awan yang muncul saat pagi hari. Ketika matahari mulai menyapa dari balik perbukitan, kabut tipis di lembah berubah menjadi gelombang awan putih yang seolah menggulung kaki gunung. Fenomena ini menjadi daya tarik utama yang membuat pengunjung rela datang sejak subuh.

“Rasanya seperti berdiri di atas awan. Mata disuguhi pemandangan luar biasa, hati terasa damai,” ujar Teh Dina (40), wisatawan asal Dago yang menginap di kawasan glamping Sunan Ambu.

Selain panorama alamnya, kawasan ini juga menyimpan nilai budaya yang kental. Nama “Sunan Ambu” berasal dari mitologi Sunda yang merujuk pada sosok ibu agung yang penuh kasih. Nama tersebut dipilih untuk menggambarkan kehangatan, ketenangan, dan perlindungan yang terasa saat berada di alam terbuka kawasan ini.

Pengelola Sunan Ambu kini terus melakukan penataan fasilitas, mulai dari akses jalan, area parkir, hingga tempat berkemah dan glamping yang nyaman. Meski begitu, mereka tetap menekankan pentingnya pelestarian lingkungan dan mengajak setiap pengunjung untuk menjaga kebersihan.

“Kami ingin tempat ini bukan hanya jadi tempat liburan, tapi juga ruang untuk menyatu dengan alam dan belajar menghargai bumi,” ujar Kang Rudi, pengelola kawasan Sunan Ambu.

Dengan segala pesonanya, Sunan Ambu Kawah Putih menjelma menjadi permata baru pariwisata Bandung Selatan—tempat yang memadukan keindahan alam, budaya lokal, dan pengalaman spiritual yang tak terlupakan. Bagi siapa pun yang ingin rehat sejenak dari hiruk-pikuk kota, inilah tempat yang layak masuk daftar kunjungan selanjutnya.

M.Syamil

4f4aed87-94c7-4993-878e-c4cfb1fd34b1

Liburan Bersama Anak, Agenda Penting yang Harus Masuk Jadwal Keluarga

, , ,

Bandung , 1 Juni 2025 — Di tengah kesibukan orang tua dengan pekerjaan dan rutinitas harian, banyak keluarga yang tanpa sadar mulai kehilangan waktu berkualitas bersama anak-anak. Para psikolog dan pakar pendidikan anak menekankan pentingnya mengagendakan liburan keluarga secara rutin sebagai cara membangun kedekatan emosional dan menciptakan kenangan berharga.

Menurut Para Psikolog Keluarga, liburan bersama anak bukan hanya soal bersenang-senang, tapi juga merupakan momen edukatif yang sarat manfaat. “Saat liburan, orang tua bisa lebih fokus berinteraksi tanpa gangguan pekerjaan, sehingga hubungan emosional dengan anak menjadi lebih kuat. Ini penting untuk perkembangan mental dan sosial anak,

Banyak pilihan kegiatan liburan yang bisa dilakukan bersama anak, mulai dari perjalanan ke tempat wisata alam, wisata edukatif seperti museum dan pusat sains, hingga staycation di dalam kota. Intinya, yang dibutuhkan bukan kemewahan, tetapi kehadiran orang tua secara utuh.

Kiki (35), ibu dua anak Asal Kopo , mengaku merasakan perubahan besar pada hubungan dengan anak-anaknya sejak rutin menjadwalkan liburan keluarga setiap tiga bulan. “Anak-anak jadi lebih terbuka, lebih ceria, dan bahkan lebih semangat belajar karena merasa didukung dan diperhatikan,” katanya.

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga terus mendorong keluarga Indonesia untuk menjelajahi berbagai destinasi lokal yang ramah anak. Beberapa daerah bahkan mulai menyediakan paket wisata khusus keluarga dengan konsep edukatif dan aman untuk anak-anak.

Ahli parenting menyarankan agar keluarga membuat agenda liburan minimal dua kali setahun. Jadwal tersebut sebaiknya disusun bersama seluruh anggota keluarga, termasuk anak, agar mereka merasa dilibatkan dan lebih antusias.

Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, menjadikan liburan keluarga sebagai agenda tetap dalam kalender tahunan adalah investasi jangka panjang bagi keharmonisan keluarga dan tumbuh kembang anak.

M.Syamil

Patung Pastur Verbraak

Misteri Patung Pastor Verbraak: Urban Legend yang Membayangi Bandung

, ,

Bandung, 31 Mei 2025 – Di tengah suasana tenang kawasan Taman Maluku, Bandung, berdiri sebuah patung perunggu sosok pastor berpakaian jubah panjang, memegang Alkitab, dan menatap lurus ke depan. Patung ini dikenal sebagai Patung Pastor Verbraak, dan telah lama menjadi bagian dari legenda urban yang menyeramkan di Kota Kembang.

Meski merupakan monumen penghormatan terhadap Pastor H.C. Verbraak, seorang rohaniwan militer Belanda yang berjasa saat masa penjajahan, namun keberadaan patung ini justru mengundang rasa penasaran sekaligus ketakutan bagi sebagian warga.

Kisah Mistis di Balik Patung

Patung yang dibangun pada era kolonial Belanda ini dikabarkan menyimpan aura mistis. Urban legend yang berkembang menyebutkan bahwa patung Pastor Verbraak dapat bergerak sendiri di malam hari, bahkan ada yang mengklaim pernah melihat matanya menyala merah atau bibirnya menyeringai menyeramkan saat tengah malam.

Seorang warga setempat, Dani asal jalan Aceh (41), mengaku enggan melewati Taman Maluku saat malam hari. “Waktu saya pulang kerja malam-malam, sempat lihat bayangan seperti orang berdiri di dekat patung. Pas didekati, nggak ada siapa-siapa. Merinding sekali,” ujarnya.

Tak sedikit pula yang percaya bahwa patung ini menjadi tempat bersemayamnya arwah penasaran atau entitas gaib lainnya. Keheningan taman, pepohonan rimbun, dan pencahayaan yang minim semakin memperkuat kesan angker dari lokasi tersebut.

Antara Fakta Sejarah dan Cerita Horor

Secara historis, Pastor Verbraak adalah figur religius yang dikenal membantu para serdadu Belanda yang sakit dan terluka saat perang. Patung ini dibuat sebagai bentuk penghormatan, bukan untuk maksud mistis. Namun, seiring berjalannya waktu, mitos dan cerita menyeramkan tumbuh liar dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Pakar sejarah lokal, Dr. Rina Widyastuti, menyebut bahwa mitos seperti ini biasa terjadi pada monumen bersejarah. “Masyarakat kita sangat kaya akan cerita rakyat dan mitos. Ketika sebuah tempat sunyi dan memiliki nuansa masa lalu yang kuat, imajinasi kolektif pun bekerja,” jelasnya.

Daya Tarik Wisata Mistis

Meski kisahnya menyeramkan, patung Pastor Verbraak kini menjadi bagian dari wisata horor di Bandung. Banyak anak muda dan pembuat konten yang datang khusus untuk “uji nyali” atau membuat dokumentasi di malam hari.

Dinas Pariwisata Kota Bandung bahkan pernah mempertimbangkan untuk menjadikan kawasan Taman Maluku sebagai bagian dari rute wisata misteri sejarah Bandung, bersanding dengan Rumah Gurita, Terowongan Asia-Afrika, dan kawasan Lawang Sewu.


Patung Pastor Verbraak membuktikan bahwa sejarah dan mitos bisa hidup berdampingan dalam narasi sebuah kota. Terlepas dari benar atau tidaknya kisah mistis yang beredar, kehadirannya tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari memori kolektif warga Bandung.

 

M. Syamil

Sumber Foto : Istimewa

Kearifan Lokal Arsitektur Sunda: Rumah Menghadap Utara-Selatan, Jendela di Timur-Barat Demi Sirkulasi Udara Alami

, , ,

Bandung, 30 Mei 2025 — Di tengah arus modernisasi dan gaya hidup urban yang serba instan, kearifan lokal dalam arsitektur tradisional Sunda masih menyimpan banyak pelajaran penting. Salah satu prinsip yang masih relevan hingga kini adalah orientasi rumah yang menghadap ke arah utara atau selatan, serta penempatan jendela di sisi timur dan barat. Prinsip ini bukan sekadar estetika atau tradisi turun-temurun, tetapi juga merupakan strategi cerdas dalam menciptakan hunian yang sehat dan ramah lingkungan.

Menurut budayawan Sunda sekaligus pengamat arsitektur tradisional, Dr. Nandang Permana, orientasi rumah ke arah utara-selatan dipilih agar bangunan mendapat pencahayaan alami secara seimbang sepanjang hari, namun tidak terlalu panas. “Dengan posisi ini, bagian depan dan belakang rumah tidak langsung terkena sinar matahari pagi dan sore, sehingga suhu dalam rumah tetap stabil,” jelasnya.

Sementara itu, penempatan jendela di sisi timur dan barat bukan tanpa alasan. Di pagi hari, sinar matahari dari timur membawa udara segar dan sinar ultraviolet yang baik untuk membunuh kuman dalam rumah. Di sore hari, angin yang bertiup dari barat membantu mendorong sirkulasi udara keluar dan menghindari kelembapan berlebih di dalam rumah.

“Ini adalah bentuk arsitektur tropis yang sangat memperhatikan iklim lokal. Rumah-rumah tradisional Sunda dirancang agar bernapas, tidak memerangkap panas atau lembap,” tambah Dr. Nandang.

Bangunan rumah adat Sunda seperti Imah Julang Ngapak, Imah Buka Pongpok, dan Imah Jolopong pun umumnya dibangun dengan prinsip ini. Selain mempertimbangkan arah mata angin, rumah-rumah tersebut menggunakan bahan alami seperti kayu, bambu, dan ijuk yang membuat rumah tetap sejuk meskipun cuaca di luar panas.

Prinsip-prinsip ini kini mulai diadopsi kembali dalam desain rumah modern yang berkonsep ramah lingkungan dan hemat energi.banyak arsitek di kota bandung kini mengaku sering memasukkan nilai-nilai arsitektur tradisional ke dalam desain rumah kontemporer. “Bukan hanya soal bentuk, tapi filosofinya. Rumah harus berdialog dengan alam, bukan melawannya,” ujarnya.

Pemerintah Kota Bandung juga tengah mendorong konsep eco-living dalam pembangunan perumahan baru. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memberi insentif bagi pengembang yang menerapkan desain berkelanjutan, termasuk prinsip ventilasi silang yang menjadi ciri khas rumah adat Sunda.

Dengan kembali menghidupkan kearifan lokal seperti orientasi bangunan dan penempatan jendela berdasarkan arah mata angin, masyarakat tidak hanya mempertahankan identitas budaya, tapi juga mewariskan pola hidup sehat dan harmonis dengan alam kepada generasi mendatang.

 

M.Syamil

Sumber foto: Istimewa

Dodi Firmansyah

Bandung, Kota yang Nyaman untuk Ditinggali: Ini Alasannya

, ,

Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, telah lama dikenal sebagai salah satu kota paling nyaman untuk ditinggali di Indonesia. Dikenal dengan julukan “Kota Kembang,” Bandung tidak hanya menawarkan keindahan alam dan udara sejuk, tetapi juga kehidupan urban yang dinamis dan fasilitas kota yang terus berkembang. Berikut ini beberapa alasan mengapa Bandung menjadi pilihan banyak orang untuk menetap.

1. Iklim Sejuk dan Lanskap Alam yang Menenangkan

Bandung terletak di dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata sekitar 768 meter di atas permukaan laut. Hal ini membuat suhu di Bandung relatif sejuk dibanding kota-kota besar lain di Indonesia. Keberadaan pegunungan di sekeliling kota juga menghadirkan panorama alam yang menenangkan, menjadikannya tempat yang ideal untuk melepas penat dari kesibukan sehari-hari.

2. Kehidupan Sosial dan Budaya yang Berwarna

Bandung dikenal sebagai kota kreatif dengan komunitas seni, musik, dan budaya yang berkembang pesat. Event-event kreatif, pameran seni, pertunjukan musik, serta pasar komunitas sering digelar, memperkuat identitas Bandung sebagai kota yang ramah terhadap kreativitas dan keberagaman.

3. Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan yang Memadai

Bandung menjadi rumah bagi sejumlah institusi pendidikan ternama seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kehadiran institusi-institusi ini menjadikan Bandung sebagai pusat pendidikan di Indonesia. Selain itu, fasilitas kesehatan di kota ini juga cukup lengkap, dari rumah sakit umum hingga klinik-klinik spesialis.

4. Aksesibilitas dan Infrastruktur yang Meningkat

Meski sempat dikenal dengan kemacetan lalu lintasnya, pemerintah kota dan provinsi terus melakukan perbaikan infrastruktur. Pengembangan jalan tol, peningkatan sistem angkutan umum, serta rencana reaktivasi jalur kereta api menjadi bagian dari upaya memperbaiki mobilitas di kota ini.

5. Biaya Hidup yang Relatif Terjangkau

Dibandingkan dengan Jakarta, biaya hidup di Bandung tergolong lebih terjangkau. Mulai dari harga sewa rumah, makan, hingga kebutuhan sehari-hari, Bandung menawarkan opsi yang ramah di kantong tanpa mengorbankan kenyamanan.

6. Kota Ramah Keluarga dan Gaya Hidup Seimbang

Banyak warga Bandung yang menilai kota ini sebagai tempat yang ideal untuk membesarkan anak. Ruang-ruang terbuka hijau, taman kota, hingga kafe dan tempat bermain anak banyak tersedia. Selain itu, keseimbangan antara kerja dan waktu luang dapat lebih mudah tercapai berkat lingkungan yang tidak terlalu padat dan tekanan hidup yang lebih ringan.

 

M.Syamil

WhatsApp Image 2025-05-27 at 15.54.59_fbe6589b

Berwisata ke Ciwidey Akan Lebih Mudah, Jalur Kereta Api Bandung–Ciwidey Segera Diaktifkan Kembali

, , ,

Bandung, 27 Mei 2025 – Kabar gembira bagi para pencinta wisata alam! Jalur kereta api Bandung–Ciwidey yang sudah puluhan tahun nonaktif akan segera dihidupkan kembali oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama Kementerian Perhubungan. Proyek reaktivasi jalur ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025 dan diharapkan mampu mempermudah akses wisatawan menuju kawasan wisata unggulan di Bandung Selatan.

Jalur kereta api Bandung–Ciwidey sebelumnya berhenti beroperasi sejak tahun 1982. Kini, pemerintah menilai reaktivasi jalur sepanjang kurang lebih 37 kilometer ini sangat penting untuk mengurangi kemacetan serta mendukung pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi lokal.

“Ciwidey adalah salah satu destinasi favorit di Jawa Barat, tapi akses ke sana seringkali terkendala kemacetan, terutama saat akhir pekan atau libur panjang. Dengan adanya kereta api, wisatawan bisa menikmati perjalanan yang lebih nyaman, cepat, dan bebas macet,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Beberapa destinasi unggulan di Ciwidey seperti Kawah Putih, Ranca Upas, Perkebunan Teh Rancabali, dan Situ Patenggang diperkirakan akan mendapat lonjakan kunjungan setelah jalur kereta ini kembali beroperasi. Tak hanya wisatawan, masyarakat lokal pun menyambut positif rencana ini karena dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan potensi usaha kecil menengah di sekitar jalur.

Saat ini, proses pembebasan lahan dan perbaikan jalur rel tengah berlangsung secara bertahap. PT KAI juga berencana menambahkan fasilitas pendukung seperti stasiun modern dan layanan shuttle menuju tempat-tempat wisata.

Dengan diaktifkannya kembali jalur kereta Bandung–Ciwidey, diharapkan mobilitas masyarakat semakin lancar dan sektor pariwisata Bandung Selatan dapat berkembang lebih pesat.

 

M. Syamil

WhatsApp Image 2025-05-25 at 18.58.58

Hotel Savoy Homann: Tempat Bersejarah Tempat Presiden Soekarno Pernah Menginap

, ,

Bandung – Di tengah deretan bangunan bergaya art deco di jantung Kota Bandung, berdiri megah sebuah hotel legendaris yang menyimpan banyak kisah bersejarah: Hotel Savoy Homann. Tidak hanya menjadi saksi bisu Konferensi Asia Afrika pada 1955, hotel ini juga pernah menjadi tempat menginap Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Hotel yang terletak di Jalan Asia Afrika ini dibangun pada awal abad ke-20 dan menjadi salah satu bangunan termegah di zamannya. Dengan desain arsitektur art deco yang khas, Hotel Savoy Homann tak hanya menawarkan kenyamanan, tetapi juga nilai sejarah yang tinggi.

Menurut catatan sejarah, Ir. Soekarno beberapa kali menginap di hotel ini saat menghadiri kegiatan penting di Bandung. Salah satu momen paling bersejarah adalah ketika beliau menjadi tuan rumah bagi para pemimpin dunia dalam Konferensi Asia Afrika, di mana sebagian besar tamu negara juga menginap di hotel yang sama.

“Hotel ini bukan sekadar penginapan, tapi bagian dari sejarah perjuangan diplomasi Indonesia,” ujar seorang sejarawan lokal, Dr. Nina Kusuma, saat ditemui dalam tur budaya di kawasan Asia Afrika.

Kini, Hotel Savoy Homann masih beroperasi sebagai hotel berbintang, tetapi tetap mempertahankan nuansa klasik dan nilai historisnya. Beberapa ruangan dan suite bahkan masih mempertahankan furnitur dan interior bergaya kolonial yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Sebagai salah satu cagar budaya di Kota Bandung, Hotel Savoy Homann terus menjadi magnet wisata sejarah. Banyak pengunjung yang datang bukan hanya untuk menginap, tetapi juga untuk merasakan atmosfer masa lampau yang pernah menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia.

 

M.Syamil

Load More