Tugu Maung Bandung, Warisan Estetika dan Identitas dari Kang Emil dan Mang Oded
Bandung, 7 Juni 2025 — Sebuah simbol baru kebanggaan Kota Bandung kini berdiri megah: Tugu Maung Bandung, tugu ikonik yang merepresentasikan semangat, kekuatan, dan karakter khas warga Bandung. Diresmikan pada awal 2025, tugu ini telah menjadi daya tarik baru bagi warga dan wisatawan yang berkunjung ke Kota Kembang.
Tugu ini merupakan warisan gagasan dari dua tokoh penting dalam sejarah kontemporer Bandung, yakni Ridwan Kamil—mantan Wali Kota Bandung yang kemudian menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dan (Alm.) Oded M. Danial, Wali Kota Bandung periode 2018–2021. Keduanya dikenal memiliki kepedulian besar terhadap ruang publik dan estetika kota.
Simbol Maung: Filosofi dan Identitas
Maung, dalam bahasa Sunda berarti harimau, merupakan simbol dari ketegasan, keberanian, dan kearifan lokal. Dalam konteks ini, Tugu Maung Bandung menjadi representasi kekuatan karakter warga Bandung yang lemah lembut namun tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
“Maung Bandung bukan sekadar patung atau ornamen. Ini adalah lambang semangat urang Bandung: kuat, bijak, dan penuh integritas,” ujar Ridwan Kamil dalam pidato peresmian.
Perpaduan Seni dan Arsitektur
Tugu ini dirancang dengan gaya modern kontemporer, namun tetap mempertahankan unsur tradisional Sunda melalui ornamen, pola batik, dan material lokal. Dengan tinggi mencapai 7 meter, patung Maung berdiri di atas pedestal berbentuk segi delapan yang melambangkan arah dan visi pembangunan kota yang menyeluruh.
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi seniman lokal, arsitek, dan pemerintah kota. Pemanfaatan teknologi pencahayaan dinamis juga membuat tugu ini tampil berbeda pada malam hari, menyala dengan warna biru dan emas yang melambangkan kejayaan dan harapan.
Warisan dari Dua Pemimpin Visioner
Tugu Maung Bandung merupakan lanjutan dari visi tata ruang kota yang telah dimulai oleh Kang Emil semasa menjadi wali kota, dan diteruskan oleh Mang Oded dengan semangat keagamaan, sosial, dan kultural yang kuat. Keduanya menanamkan nilai bahwa kota bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal jiwa dan identitas.
“Ini adalah simbol nyata dari kesinambungan pembangunan. Dari Kang Emil ke Mang Oded, dan kini dilanjutkan pemimpin Bandung saat ini,” kata salah satu warga saat ditemui di lokasi tugu.
Daya Tarik Baru Wisata Kota
Sejak diresmikan, Tugu Maung Bandung langsung viral di media sosial. Banyak pengunjung memanfaatkan area sekitar tugu sebagai tempat swafoto dan berkumpul. Pemerintah kota juga berencana mengembangkan kawasan ini sebagai alun-alun budaya dengan pertunjukan seni rutin dan festival kuliner khas Sunda.
—
Tugu Maung Bandung bukan hanya sekadar monumen, tapi penanda arah baru bagi kota ini—mengingatkan bahwa pembangunan yang baik adalah pembangunan yang menghargai akar budaya dan merangkul masa depan.
M.Syamil